oleh: at-Tin Lee Thary
Awalnya... aku hanya berfikir untuk bisa menjaga. Menjaga hatiku dengan baik. Karena aku terlalu sering merasa menjadi korban dalam cintaku. Itu hanya perasaanku. Iya, hanya untukku.
Awalnya... aku hanya berfikir untuk bisa menjaga. Menjaga hatiku dengan baik. Karena aku terlalu sering merasa menjadi korban dalam cintaku. Itu hanya perasaanku. Iya, hanya untukku.
Awalnya... aku
menyukainya, menyukainya yang mengerti egoisku, yang tahu cara menyayangiku.
Yang dapat berperan sekaligus menjadi kakak dan sahabatku. Dan dia memilih
untuk menunggu.
Menungguku untuk berlabuh di dermaga hatinya. Lucu. Ini kisah
yang lucu. Karena setelah itu, ia hilang. Dan aku bingung. Bagaimana mungkin
aku bisa berlabuh pada dermaga yang telah hancur karena obsesinya???
Awalnya... aku
menyukainya, menyukai adu argumen konyol yang takkan tentu siapa pemenangnya.
Menyukai tulisan-tulisan indah yang dibuatnya. Menyukai tinggi jiwa sosial yang
dimilikinya. Ya. Aku menyukainya, namun tak sanggup untuk memiliki. Aku
berusaha menerobos apa yang telah terkunci. Aku mencoba membuka hatiku, tapi
sepertinya aku terlambat. Karena ia memilih untuk pergi.
Awalnya... aku
kembali berfikir. Terlalu sering ku rasakan sakitnya. Menggerogoti setiap
persendianku. Membuatku terlampau tak berdaya.
Awalnya.. aku
kembali berfikir. Apa kesalahan ini bermula dari awal? Seandainya saja aku tak
menyukainya... Seandainya saja ia tak menunggu... Bukan. Seandainya saja aku aku
mengenalnya. Ya. Mungkin lebih baik aku tak mengenalnya. Dengan begitu tak ada
yang tersakiti, bukan?. Aku ataupun dirinya. Tak ada yang perlu menyesal. Tak
ada yang perlu memangis. Tak ada yang merasakan kecewa. Tak ada yang merasakan
kesakitan.
Dan setelah
sekian lama, aku berfikir untuk menyukai orang yang tak mengenalku. Agar hanya
aku yang sakit. Agar hanya aku yang merindu. Aku rasa, aku sudah tahan dengan
semua rasa kesakitan. Jadi, aku berfikir ini tidaklah sulit. Aku hanya perlu
sedikit menahannya.
Dan...
Aku menemukannya,
orang yang ku cintai, tanpa harus mengenalku. Ini sedikit menggelikan, namun
aku menyukainya. Sangat menyukainya. Walau aku hanya bisa melihat, tanpa mampu
menatapnya. Walau aku hanya mengagumi, tanpa ingin menyampaikan. Aku hanya
memiliki rasa ini, untuk diriku. Namun, seiring berjalannya waktu, aku tak bisa
menahan kesakitan ini. Kesakitan yang menggerogotiku saat tak ada sapa. Gila.
Ini mungkin memang gila. Aku membenci diriku. Aku membenci cintaku. Aku ingin
memusnahkannya. Apakah salah bila aku jatuh ***** lagi???
Dan aku hanya
ingin men***** pada orang yang benar men*****iku..
jangan salahkan ***** atas apa yang sudah menimpamu
BalasHapus>,<
kerennnnnnn,,,,,???
BalasHapusArazhia~ hahaha :-D
BalasHapusAnung~ makasi.. :-)
Arazhia~ hahaha :-D
BalasHapusAnung~ makasi.. :-)